.quickedit{display:none;}

Minggu, 28 Desember 2014

Artikel Opini (Wahyuni Tresna K)

Kenakalan Remaja ” Geng Motor 
Oleh Wahyuni Tresna K 
Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial. Dewasa ini, banyak sekali kasus-kasus mengenai kenakalan remaja yang terjadi disekitar kita, (seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan lain-lain). Salah satu kenakalan remaja yang akhir-ahir ini menganggu kehidupan masyarakat kita adalah maraknya kekerasan yang dilakukan oleh geng motor.
Terbentuknya geng motor, rata-rata diawali dari kumpulan remaja yang hobi balapan liar dan aksi-aksi yang menantang bahaya pada malam menjelang dini hari di jalan raya. Setelah terbentuk kelompok, bukan hanya hubungan emosinya yang menguat, dorongan untuk unjuk gigi sebagai komunitas bikers juga ikut meradang. Mereka ingin tampil beda dan dikenal luas. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh komunitas bikers untuk bias dikenal luas oleh masyarakat, seperti perlombaan mengendarai motor secara akrobatik, perlombaan modifikasi motor dan cara positif lainnya. Sayangnya tidak semua komunitas bikers menggunakan cara positif untuk memperkenalkan komunitasnya, diantara mereka ada yang menggunakan cara-cara negatif, salah satunya dengan melakukan aksi-aksi yang sensasional. Mulai dari kebut-kebutan, tawuran antar geng, tindakan kriminal tanpa pandang bulu mencuri di toko, hingga perlawanan terhadap aparat keamanan.
Namun, Geng motor kembali berulah di Cirebon. Korbannya, mahasiswa jurusan manajemen ekonomi perbankan syariah (MEPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syech Nurjati Kota Cirebon, Syukron Maulidi, 21 tahun. Ia tewas setelah ditusuk anggota geng motor geng motor GBR. Saat itu, warga Sindangjawa, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, hendak membeli makanan untuk sahur di Desa Kenanga, Kecamatan Sumber, Ahad, 20 Juni 2014, sekitar pukul 02.00 WIB. "Syukron menderita luka tusuk sekitar 6 cm pada bagian leher," kata saksi, Ubaedillah, Ahad, 20 Juni 2014.
Akan tetapi keluhan warga seperti tidak mendapat tanggapan dari pihak kepolisian. Padahal jelas-jelas hal tersebut mengganggu ketentraman dan mengancam keselamatan warga, termasuk membahayakan para pelakunya.
Penyebab Munculnya Geng Motor, Aksi anarkisme remaja bukan saja dilakukan oleh geng motor. Ada juga tawuran antar sekolah ataupun praktik menggertak dan memeras yang dilakukan oleh pelajar, baik secara perorangan maupun berkelompok. Kesalahan lain yang menyebabkan banyaknya remaja melakukan tindak kriminal adalah adanya pemakluman. Kebut-kebutan di jalan, tawuran, perilaku seks bebas, sering dikategorikan sebagai ‘kenakalan’ dan bukan tindak kriminal. Merasa dapat pemakluman, banyak remaja yang kemudian tidak jera mengulangi perbuatan antisosial.
Merebaknya geng motor dan aksi anarkisme remaja adalah potret kegagalan sistem demokrasi-kapitalisme menciptakan generasi muda yang berkualitas. Remaja lebih tertarik menjadi anggota geng motor ketimbang kegiatan positif dan produktif. Di Bandung, diperkirakan puluhan ribu remaja tanggung bergabung ke dalam geng-geng motor. Sebagian besar dari mereka lagi-lagi kerap melakukan keonaran. Kegagalan itu diantaranya disebabkan arah dunia pendidikan yang melulu mengejar kualitas akademik ketimbang pembentukan karakter, apalagi kepribadian Islam.

Hal itu bertolak belakang dengan Islam. Sistem Pendidikan Islam mengarahkan dan membentuk para pelajar agar memiliki kepribadian Islam dan juga trampil dalam sains dan teknologi. Landasan pendidikan Islam adalah penanaman akidah Islamiyyah dan ketakwaan. Dengan modal awal ini maka seorang pelajar akan paham tujuan hidupnya untuk beribadah kepada Allah. Dia juga yakin akan adanya penghisaban atas segala amal perbuatan di dunia. Sehingga dia tidak akan gegabah apalagi berbuat kemungkaran selama hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar