Kenakalan Remaja ” Geng Motor “
Oleh Wahyuni Tresna K
Remaja
adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari
aspek fisik, psikis dan sosial. Dewasa ini, banyak sekali kasus-kasus mengenai
kenakalan remaja yang terjadi disekitar kita, (seperti penyalahgunaan narkoba,
pergaulan bebas, dan lain-lain). Salah satu kenakalan remaja yang akhir-ahir
ini menganggu kehidupan masyarakat kita adalah maraknya kekerasan yang
dilakukan oleh geng motor.
Terbentuknya
geng motor, rata-rata diawali dari kumpulan remaja yang hobi balapan liar dan
aksi-aksi yang menantang bahaya pada malam menjelang dini hari di jalan raya.
Setelah terbentuk kelompok, bukan hanya hubungan emosinya yang menguat,
dorongan untuk unjuk gigi sebagai komunitas bikers juga ikut meradang. Mereka
ingin tampil beda dan dikenal luas. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh
komunitas bikers untuk bias dikenal luas oleh masyarakat, seperti perlombaan
mengendarai motor secara akrobatik, perlombaan modifikasi motor dan cara
positif lainnya. Sayangnya tidak semua komunitas bikers menggunakan cara
positif untuk memperkenalkan komunitasnya, diantara mereka ada yang menggunakan
cara-cara negatif, salah satunya dengan melakukan aksi-aksi yang sensasional.
Mulai dari kebut-kebutan, tawuran antar geng, tindakan kriminal tanpa pandang
bulu mencuri di toko, hingga perlawanan terhadap aparat keamanan.
Namun,
Geng motor kembali berulah di Cirebon. Korbannya, mahasiswa jurusan manajemen
ekonomi perbankan syariah (MEPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syech
Nurjati Kota Cirebon, Syukron Maulidi, 21 tahun. Ia tewas setelah ditusuk
anggota geng motor geng motor GBR. Saat itu, warga Sindangjawa, Kecamatan
Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, hendak membeli makanan untuk sahur di Desa
Kenanga, Kecamatan Sumber, Ahad, 20 Juni 2014, sekitar pukul 02.00 WIB.
"Syukron menderita luka tusuk sekitar 6 cm pada bagian leher," kata
saksi, Ubaedillah, Ahad, 20 Juni 2014.
Akan
tetapi keluhan warga seperti tidak mendapat tanggapan dari pihak kepolisian.
Padahal jelas-jelas hal tersebut mengganggu ketentraman dan mengancam
keselamatan warga, termasuk membahayakan para pelakunya.
Penyebab
Munculnya Geng Motor, Aksi anarkisme remaja bukan saja dilakukan oleh geng
motor. Ada juga tawuran antar sekolah ataupun praktik menggertak dan memeras
yang dilakukan oleh pelajar, baik secara perorangan maupun berkelompok.
Kesalahan lain yang menyebabkan banyaknya remaja melakukan tindak kriminal
adalah adanya pemakluman. Kebut-kebutan di jalan, tawuran, perilaku seks bebas,
sering dikategorikan sebagai ‘kenakalan’ dan bukan tindak kriminal. Merasa
dapat pemakluman, banyak remaja yang kemudian tidak jera mengulangi perbuatan
antisosial.
Merebaknya
geng motor dan aksi anarkisme remaja adalah potret kegagalan sistem
demokrasi-kapitalisme menciptakan generasi muda yang berkualitas. Remaja lebih
tertarik menjadi anggota geng motor ketimbang kegiatan positif dan produktif.
Di Bandung, diperkirakan puluhan ribu remaja tanggung bergabung ke dalam
geng-geng motor. Sebagian besar dari mereka lagi-lagi kerap melakukan keonaran.
Kegagalan itu diantaranya disebabkan arah dunia pendidikan yang melulu mengejar
kualitas akademik ketimbang pembentukan karakter, apalagi kepribadian Islam.
Hal itu
bertolak belakang dengan Islam. Sistem Pendidikan Islam mengarahkan dan
membentuk para pelajar agar memiliki kepribadian Islam dan juga trampil dalam
sains dan teknologi. Landasan pendidikan Islam adalah penanaman akidah
Islamiyyah dan ketakwaan. Dengan modal awal ini maka seorang pelajar akan paham
tujuan hidupnya untuk beribadah kepada Allah. Dia juga yakin akan adanya
penghisaban atas segala amal perbuatan di dunia. Sehingga dia tidak akan
gegabah apalagi berbuat kemungkaran selama hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar